Aku teringat beberapa waktu yang lalu, , entah karena apa ada rekan kerja yang memberikan gelaran dengan menyebutku "autis".
Mendengar sebutan ini, aku tercenung sejenak, apa maksudnya?koq tega banget ya?
Sungguh dikala itu sebenarnya aku tersinggung,sangat tersinggung dan sakit hati, tapi seperti biasanya, aku terlalu terbiasa menyimpan rasa tersinggung/sakit hatiku dan kalau sudah begini biasanya yang kulakukan malam harinya adalah mengadukan semua padaNya, hanya kepadaNya kucurahkan semua perasaanku…kuceritakan rasa tersinggung dan sakit hati yang kurasa…… pokoknya tidak ada yang tersisa…..dan aku bertanya padaNya apa yang harus aku lakukan?
Esoknya ….. aku merasa baikan, sebab semua uneg2 dan rasa tersinggungku sudah ada yang menampung…….sebagai jawabannya aku cuma diam, mengabaikan saja gelar/panggilan baru tersebut atau.. agar tidak menimbulkan ikhtilaf…..terima saja dengan ikhlas ….
Sebagai manusia biasa…….tidak gampang bagiku menerima begitu saja sebutan itu, enak aja aku ini sehat wal afiat ,koq sembarangan mengatakan aku "autis".
Hanya karena aku gak mau ambil pusing dengan keadaan sekelilingku , seringkali kudengar "ghibah" jadi agar tidak ikut2an jadi saksi dihari akhir..aku terpaksa menulikan telinga dan pura2 tidak mendengar, atau berkonsentrasi dengan apa yang saat itu sedang aku lakukan.
Sebagai akibatnya, ………. itu mungkin kenapa aku dibilang autis...
Disatu sisi egoku berontak….enggak mau! enak aja ……….ngatain orang autis, padahal berani diadu dech……..kayaknya pengetahuan gue itu jauh lebih baik dari dia atau mereka-merka .
Hi hi hi…sombong benar ya……..ya iyalah jelek2 begini gue juga pernah makan sekolahan dan ngerasain duduk di kursi persidangan untuk bisa memakai toga.
Astaghfirullahalaziim……..may Allah forgive me………atas kesombonganku barusan.
Terima dengan ikhlas?, mau gak mau dengan sangat berat hati akhirnya memang itulah yang aku lakukan, meski awalnya terasa berat banget dan tidak sudi, abis …. aku sudah terlanjur merasa sangat tersinggung dan sakit hati, kenapa ya ada orang yang begitu tega menyakiti saudaranya sendiri, kan kataNya kita ini semuanya bersaudara……….kalau menyakiti saudara sendiri berarti menyakiti diri sendiri juga kan? …………
Tapi ya sudahlah ternyata saudariku yang satu ini tidak mengetahuinya atau pura2 tidak tau……barangkali? Semoga saja tidak. Dan semoga Allah memberikan hidayah padanya.
Lagian aku ini termasuk orang yang sangat pintar bersandiwara merahasiakan isi hati.
Meski tidak suka, sakit hati, tersinggung…….aku cuma menyimpannya, tidak diumbar atau diobral kemana-mana cukup buat konsumsi sendiri aja,tidak perlu ada yang tau kalau aku sedang gimanaaaaa gitu……..
Tapi akibatnya mungkin jadi banyak yang gak ngerti, jadilah dianggap aku ini emang benar2 autis.
Padahal kalau mengikuti kata hati sich inginnya melabrak tuch orang…..mencaci maki sepuasnya, biar dia tau rasa ,tapi kalau begitu apa bedanya aku dengan dia ya? Berarti aku tidak lebih baik atau bahkan jauh lebih jelek dari orang tersebut………meskipun kita diijinkan Allah untuk melakukan pembalasan setimpal dengan rasa sakit yang kita terima ..tapi memaafkan itu kataNya lebih mulia.
Aku jadi teringat salah satu hadish rasul SAW yang melarang orang memberikan gelar2 atau sebutan tertentu pada seseorang ,apalagi yang gunanya ditujukan untuk mengolok-olok…..
Karena rasanya tidak enak, marah,sedih ,kesal bin gondok, sakit hati, tersinggung…………pokoknya semua rasa campur aduk dech kayak gado-gado.
Enggak ada dech orang yang mau dijadikan bahan tertawaan orang lain……swear coba dech tanya pasti semua bilang gak mau atau gak sudi jadi bahan olok-olok.
Sekarang aku tau alasan mengapa Rasullulah mengharamkan hal itu.
Semoga saja aku terhindar dari hal hal yang sedemikian……..Insya Allah, apalagi aku sudah merasakan bagaimana rasanya sakit hati dan tersinggung karena diperolok2.(amit munduuur)
Wassalam
No comments:
Post a Comment