Tuesday, August 28, 2012

Belajar bercermin



Migrasi dr MP

Seringkali aku merasa seperti banyak tau dan lebih tau dari seseorang atau orang lain .

Sombong banget ya!!!,
Padahal kenyataannya aku ini gak tau apa-apa. 

Tapi itulah, rasa sombong itu selalu ada dan betah banget berdiam didalam diriku.

Seringkali   aku begitu saja mencela atau menghujat seseorang begitu melihat kelakuannya tidak berkenan dihatiku, atau melontarkan kecaman ketika melihat omongannya tidak kusukai.

Seringkali pula aku menegur diri sendiri untuk tidak berlaku seperti itu, tapi ya kenyataannya  …….koq susah banget merobah kelakuan buruk diri sendiri.

Mengkritik atau mengoreksi kelakuan orang lain sepertinya mendapat kesenangan tersendiri dihatiku, tanpa perduli apakah yang dikritik merasa tersinggung sakit hati atau malu.

Meski mengkritisinya cuma didalam hati sendiri doang, tidak sampai mengutarakan secara langsung pada orang lain...ya tetap aja ..........siapa elu?????

Pernah suatu kali ada seorang teman yang dengan angkuhnya ,(tentu saja angkuh versiku) menceritakan kalau dia  pergi jalan-jalan keliling eropah.

Emang kenapa sich dan apa salahnya kalau orang jalan-jalan ke eropah  itu kan hak orang , suka suka dong, orang, duit duit sendiri….koq keberatan? siriik ya…?siriktanda tak mampu tuch..he he he

Yang jadi masalah menurutku adalah ketidak sinkronan antara ceritanya dengan route perjalanan yang diambil.

Menurut nya lagi, dia tidak tau berapa harga ticket yang dibeli karena  yang mengurus ticket orang lain, soal visa juga dia tidak tau karena  lagi2 diurus orang lain, lalu routenya itu juga aneh dan menurutku mubazir banget, seperti   orang mau ke bandung  lewat  cianjur dulu terus ke bogor lalu   ke bandung dan  balik ke jakarta, anech......

Sebenarnya kalau dipikir2 sich enggak ada yang aneh, ya  sah-sah aja orang mau kemana2 dulu,  suka suka orang dong, tapi  ya itu tadi begitu melihat ada sesuatu yang agak janggal kayaknya aneh dan langsung dech dikritik, kayaknya gak afdol dech kalau tidak dikomentari……….kalah ama iblis. 

Kalah abis dech……..dasar imannya setipis kulit bawang.

Begitu juga ada orang yang suka sekali tertawa  terbahak-bahak, aku jadi ingat ketika masih kecil ibuku selalu bilang, kalau tertawa mulut tidak boleh terbuka lebar, nanti masuk iblis……..jadi gampang dihasut ama tuch iblis untuk berbuat yang tidak baik.

Sebenarnya  ungkapan yang  kurang tepat tapi  ada benarnya, sangat berkesan buatku dan   ternyata mampu membuatku untuk tidak tertawa dengan mulut terbuka lebar2.

Kalau ditinjau dari segi etika  ya emang benar sich, kan kalau tertawa dengan mulut terbuka lebar itu tidak sopan, belum lagi semua isi mulut terlihat..kalau giginya bagus sich ya enggak apa2 kalau penuh dengan tambalan kan mengurangi keindahan pemandangan.

Begitu juga waktu ada teman yang cara berpakaiannya kuno atau malah terlalu modern sehingga terlihat norak, rasanya ringan saja mulut ini melontarkan  ucapan bernada komentar, yang pasti  bikin yang punya diri tersinggung atau sakit hati kali ya……..

Tapi  koq aku enggak merasa bersalah ya ..rasanya enjoy and biasa2 aja, padahal hati  orang sudah terluka , robek dan berdarah-darah…. kesakitan…..

Ketika sedang bercermin, yang terlihat dibalik sana adalah wajahku, ya  sudah tentulah , gak mungkin wajah tetangga sebelah kan…?

Lha orangnya jauh……he he he.

Pada saat inilah aku menilai keadaan diriku..sudah paskah pakaian yang kukenakan? 

Sudah rapikah tata rambutku? 
Sudah pantaskah busana dan warna yang melekat ditubuh?
Sudah baguskah tingkah polaku???

Sudah indahkah, kata2 yang keluar dari mulutku????

Hm…..dengan senyum sumringah kuputar2 tubuh..merasa gembira semua oke, gak ada yang salah,  warna baju, celana, dandanan semuanya sudah sempurna…..

Tapi sempurna menurut siapa? 
Menurut aku tentunya…karena yang bercermin      adalah aku dan yang dibalik sebelah sana juga adalah diriku…..ya menilai diri sendiri dach pastilah oke oke aja.


Bagaimana jika yang dibalik sana itu adalah orang lain? Pasti lain lagi ceritanya, mungkin warna celana gak matching ama blousenya, atau sepatu and tasnya yang gak matching..atau dandanannya terlalu menor dsb dsb……….

Dan mulutnya itu lho.. kata2 yang keluar selalu menyakitkan, menyingung perasaan orang, membuat sedih orang, menimbulkan ikhtilaf.. dsv dsb.... haaaaaa?????????

Och……ternyata karena aku yang menilai untuk diriku sendiri, jadi cenderung memihak dan merasa paling oke punya, tapi coba minta orang lain yang menilai, karena isi kepalanya beda dan seleranya beda pasti penilaiannya juga beda dong?

Lalu kenapa pula aku koq jadi ikut2an mencela, mengkritik, mengomentari….suka-suka orang dong mau pakai warna apa, mau pake baju apa, mau dandan bagaimana, yang makai  orang lain yang melihat juga orang lain

Gimana kalau gantian aku yang dikomentari…………wuiiiih gak tau dech gimana rasanya.

Sama ……atau lebih  sakit kali ya perasaan gue, bukan cuma luka dan berdarah-darah tapi hati jadi hancur berkeping-keping……..alamaaaaak…….gak mau ach.

Ternyata menilai orang lain itu lebih gampang ya daripada menilai diri sendiri, mencela orang lain itu gampang banget, mencari keburukan diri sendiri ya terlintas dipikiran juga enggak, maunya  malah dipuji.

Ach…. Aku harus banyak2 bercermin nich biar sering2 ketemu keburukan diri sendiri, peduli amat ama keburukan orang lain………(amit munduur)


Wassalam

NOTE : sindiran untuk diri sendiri

jan 08.2008
 SM ,selasa sore  











No comments:

Post a Comment