Malam Old and New atau malam pergantian tahun dirayakan serentak diseluruh jakarta, pesta kembang api secara meriah di gelar di halaman Monas , begitu juga di TMII, Ancol dan tidak ketinggalan hotel2 dengan mengundang bintang2 tertentu dan dengan bayaran super mahal .
Berton-ton kembang api yang didatangkan khusus dari Prancis dinyalakan dihalaman monas dan dalam hitungan menit kembang api hilang tak berbekas kecuali kerumunan orang-orang yang menyaksikannya.
Sungguh sangat ironis sekali, sebagian besar saudara kita yang tinggal dimuara baru harap2 cemas menanti datangnya gelombang pasang yang kemungkinan kapan saja bisa menghantam pemukiman mereka, begitu juga penduduk yang tinggal dibantaran kali ciliwung daerah kampung melayu…….selalu was was kalau-kalau banjir kiriman menerjang menghanyutkan semua milik mereka seperti yang sudah-sudah.
Dan pada saat bersamaan ratusan warga Jakarta sedang pesta pora menikmati malam pergantian tahun baru, berapa banyak uang yang dihamburkan secara percuma hanya untuk membeli kembang api tersebut? Walllahualam, yang pasti banyak sekali.
Haruskah malam pergantian tahun tersebut dirayakan? Dengan membudayakan agenda acaranya tak pernah jauh dari itu ke itu lagi, pesta kembang api, hura-hura, hiburan dengan penyanyi2 dangdut yang lagi naik daun sambil berjoget ria, makan-makan dan tepat pada saat pergantian jam yaitu pkl 00.00 maka ramai2 meniup trompet……..entah tradisi dari mana ini yang jelas bukan tradisi islami.
Saya berandai-andai, jika saja malam pergantian tahun baru tak harus dirayakan dengan pesta kembang api dan membuang uang, jika saja uang tersebut dialokasikan untuk memperbaiki bantaran kali ciliwung ,hingga saudara2ku yang tinggal disana bisa tinggal dengan aman tanpa rasa khawatir bila musim penghujan tiba…berarti harus siap-siap menerima bencana………. seandainya oh seandainya. (amitmunduuur)
Wassalam
No comments:
Post a Comment