Thursday, August 30, 2012

Guru......tapi mentalnya Kampungan

migrasi dari MP
February13' 2008


Siswa dan orang tua murid sebuah sekolah menengah di Padang menuntut seorangguru untuk mengundurkan diri karena kerap melakukan kekerasan.
Membaca berita diharian tersebut saya jadi merenung, pantaskah seseorang guru yang seharusnya menjadi panutan bagi muridnya koq malah melakukan kekerasan.

Beberapa tahun yang lalu, anakku juga mengalami hal yang sama, meski kekerasan tersebut tidak dalam bentuk phisik, tapi dalam bentuk physikis, yang akibatnya sungguh sangat diluar dugaan saya.

Waktu pertama kali masuk sekolah dasar, dia emang agak terlambat ,soalnya pindahan dari luar pulau.
Ketika di TK dia hanya belajar bermain dan bermain sesuai dengan kurikulum pemerintah daerah setempat, anak TK tidak boleh diajarin membaca,berhitung apalagi sampe bawa peer. Tapi dirumah dia diajarin hurup ,angka dan sudah bisa membaca tapi emang ya masih lambat, nach begitu masuk sekolah di depok, dia tidak secanggih teman2nya yang ternyata dari TK sudah sering bawa peermatematika .

Suatu hari dia disuruh membaca, dengan pedenya dia membaca meskipun dengan terbata2 tidak seperti teman2 lainnya…..untunglah gurunya sabar banget dan mengerti , tapi ketika pindah jam pelajaran, yang ngajar guru laki2 dan tidak sesabar guru yang perempuan, ketika disuruh membaca,  sang guru tidak sabaran dan buru2 nyuruh dia berhenti dan dilanjutkan oleh anak lainnya.
Ketika jam istirahat…….sang guru sedang berbincang2 diluar kelas dengan guru lainnya dan anakku berada dibelakang sang guru sehingga  dia bisa mendengar dengan jelas pembicaraan sang guru.
" hmm…ini anak baru goblok banget dech..gue gak demen,beda dengan anak yang lain"
"iya bodoh banget….membacanya lelet….."
Begitu pulang, anakku laporan:"nek…kalau seorang guru mengatai muridnya dengan guru yang lain itu termasuk dosa kan ya ma?"
"tentu saja..emang ada apa?" ibuku bertanya.
"Tadi pak fulan dan pak fulan ngatain kalau Bilal itu katanya bodoh…biarin lah..kan mereka yang berdosa ya nek…..?".
Sedih rasanya ibuku mendengar pernyataan cucu kesayangannya itu…namun dipendamnya, dan akhirnya aku yang menjadi sasaran penyesalannya, ya karena aku yang memaksa membawa anakku untuk kembali berada bersamaku dan sekolah di tempatku. 
"Coba kalau dia masih tetap berada di Medan…tentu hal ini tidak akan terjadi", serunya.Meski aku gak tau ada masalah apa sebenarnya kenapa ibuku begitu marah,ternyata peristiwa ini menjadi rahasia antara nenek dan cucunya ha ha ha.
Aku tidak boleh tau……kasian ya.

Ternyata effecknya sangat berpengaruh buat anakku, setelah itu dia menjadi seorang murid yang sangat pendiam, tertutup , tidak ceria dan tidak punya prestasi seperti teman2 sekelasnya malah cenderung apatis, sangat bertolak belakang dengan kakaknya,sampe hampir  kepikiran untuk memindahkannya kesekolah umum biasa tidak usah sekolah terpadu, mungkin terlalu berat buat dia….mungkin IQ and EQ nya gak setinggi seperti kakaknya
Ternyata kata "murid bodoh " itu sangat membekas didalam hatinya dan mungkin membuat dia rendah diri..Wallahua'llam karena aku emang lalai kurang mengobservasi anakku ketika itu. May Allah forgive me for this.

Dia tetap bersemangat pergi kesekolah, ngerjain peer dan punya cita2 seperti anak lainnya,tapi ya itu prestasinya jalan ditempat, emang beberapa bulan kemudian seperti anak2 lainnya dia bisa membaca dengan lancar sesuai dengan perkembangan usianya, buku apapun dilahapnya,ensiklopedia, pengetahuan populer, pokoknya semua buku yang tersedia di perpustakaan mini rumahku .

Suatu hari ketika pembagian raport aku mendapat pesan khusus dari gurunya, kenapa ya koq anak ini sering melamun kalau dikelas, tidak fokus , sensitiv dan sangat introvert.
Wach aku tentu saja kaget dan gak tau harus jawab apa,soalnya dirumah dia sangat berbeda,periang kalau lagi bercanda, dan hanyut dengan dunianya kalau lagi membaca dan bermain sendirian.

Kucoba bertanya padanya tapi jawabnya selalu "tidak ada apa2…" hmmm,sempat kepikiran untuk berkonsultasi dengan physichology, tapi kakaknya melarang," untuk apa? Biarkan dia berkembang sendiri,kelak kalau sudah waktunya…dia akan berubah.
Mama..dia itu pintar…..sekarang kan masih kecil kenapa mesti repot2 pake ke physichology segala….kita lihat saja, anak seumur dia akan berkembang sesuai dengan usianya…".
Hmmm benar juga pikirku.

Dan setelah 3 tahun berlalu, baru kudapatkan jawabannya, dia merasa sangat tersinggung dengan ucapan kedua guru laki2 tersebut yang tanpa disadari membuat dia merasa tidak diterima disekolah, merasa paling bodoh,paling tertinggal dll sebagainya, dan akhirnya terbongkarlah rahasia antara nenek dan cucu itu padaku.
Itupun diceritakannya padaku saat2 terakhir ketika kita pamitan dari sekolah karena mau pindah. Aku tercenung sejenak……..ohh ternyata, sangat-sangat mendalam ya akibatnya bagi perkembangan  physikologys anakku?.
Waktu dia menunjukkan kedua guru tersebut  aku berniat untuk nyamperin dan pingin banget berkata :"maaf ya pak!!!!…..bapak pernah menyakiti anak saya dengan perkataan "bodoh " dan kata itu melekat erat diotak anak saya…taukah bapak apa akibatnya?, …..saya cuma berharap,tolong jangan ucapkan perkataan itu lagi pada murid yg lain cukup hanya anak saya saja yang mengalami beban mental itu . Seharusnya sebagai seorang guru ,pendidik dan panutan bagi murid2nya bapak tidak mengucapkan kata itu…..  ".
Tapi itu cuma  ada didalam benakku saja, tak mampu aku mengeluarkannya, sudahlah biarlah yang sudah berlalu…..Insya Allah, aku berdoa dia tidak mengulanginya .
Pengecut memang, seharusnya aku mengatakannya langsung, tapi aku tak mampu takut tak kuat menahan emosi dan kesedihanku, bayangkan selama 3 tahun anakku menanggung beban mental itu.
Alhamdullilah setelah pindah dan masuk disekolah yang baru dimana kondisinya bahkan lebih  jauh berbeda dari yang dulu bahkan bahasanya pun dia tak mengerti, tapi karena system belajar yang berbeda, guru mengeksplore kemampuan murid2nya,sehingga semua rintangan itu bisa dilewatinya ,terbukti dalam waktu 3 bulan pertama dia sudah jadi "student of the month".

Tidak ada lagi rasa rendah diri, tidak ada rasa terasing, tertinggal, berbeda, apalagi bodoh,semua murid diperlakukan sama, dan yang terpenting tak terdengar perkataan "stupid" alias bodoh, sebab ada aturan yang mengharuskan seorang guru untuk  memperlakukan murid sama rata dan kata2 tersebut haram untuk diucapkan.
Aku berharap, seorang guru hendaknya punya perangai  mulia dan tidak sembarangan mengobral kata2 "bodoh" pada muridnya yg kebetulan agak lambat. Kalau memang belum siap atau punya mental kampungan begitu sebaiknya gak usah jadi guru ,apalagi disebuah sekolah terkenal begitu.

(Amitmunduur)
Wassalam.








No comments:

Post a Comment