Hari sudah mulai sore ketika semua hadirin memenuhi ruangan, sang pembicara memulainya dengan ucapan doa dan membuka ceramah tentang keluarga sakinah mawaddah warahmah…………
Sungguh sebuah uraian yang sangat menarik, menyentuh dan membuka mata hati setiap pendengar agar mendapatkan tujuannya dalam membina sebuah keluarga,
yaitu karena ingin menggenapi sebagian dari agamanya dan memperolah ridho dari Allah SWT semata.
Selesai satu pembicara, digantikan oleh mpembicara lainnya, singkat padat dan tidak bertele-tele…
Hadirin puas dan diharapkan bisa menerapkan apa yang didengar hari ini didalam kehidupan berkeluarga,
lima menit sebelum azan maghrib berkumandang semua yang datang diminta bersiap2 untuk sholat berjamaah dan setelah sholat sunnah, dipersilahkan kembali ketempat masing2 untuk sesi tanya jawab, sambil menikmati hidangan makan malam.
Setengah jam berlalu dan kini ruangan penuh kembali, satu persatu pertanyaan diajukan dan dijawab dengan lugas, dengan harapan sang penanya puas dengan jawaban yang diberikan…Insya Allah.
Ketika seorang pembicara bertanya,:"apakah anda berkeinginan agar suami yang anda bersikap baik dan manis , sholeh, mencintai, dsb pada anda??" ,
tanyanya dan dijawab serentak semua hadirin ,
"iyaaaaaaaaa ...............", koor berjamaah.
Namun tidak dengan diriku, dengan santai saya menjawab, "tidak saya tidak menginginkan hal itu".
Hik hik hik…………iki orang nopo to yo????,
Itu barangkali yang ada dibenak orang-orang sembari memandang kepadaku, sementara sayanya cuek beibeh typikal wong jakarta, emang ikke fikirin………
Emang ,gak tau kenapa itulah yang terlintas dikepala pada saat itu, ingin mengetahui apa ya kira2 pendapat atau pandangan para pembicara jika jawaban saya lain dari pada yang lain????
Kebiasaan jahil muncul lagi, pengen ngerjain orang, suka tampil beda, lain dari yang lain (hi5x)
Jelas saya lihat ,para pembbicara memandang pada saya dengan rasa tiadk percaya dan sedikit bingung,
lalu salah seorang dari mereka mengambil microphone dan bertanya, :"sister…could you please tell or explain to us, what do you mean with your statement and eventually if you could say what is the wisdom behind that statement??'……………."
Hmmmmmmm ternyata pembicara yang satu ini pintar juga dan cepat menangkap pikiran orang, right on the spot dia kelihatannya bisa membaca apa yang ada dikepala saya..
" sebenarnya bukan suatu yang aneh kalau orang bertanya apakah seorang istri menginginkan suami yang sholeh, baik, sopan, bala bla bla dan jawabannya 100% saya berani bertaruh itulah yang diinginkan oleh para istri dan itulah dia suami idaman,
tapi kita lupa bahwa kita hanya manusia, kita menjalani hidup tidak seperti yang kita inginkan, tapi seperti apa yang kita jalani dan hadapi.
Tidak jarang pada kenyataannya semua yang kita inginkan itu tidak ada pada kehidupan keseharian kita.
Syukur Alhamdullilah kalau kita mendapatkan seperti apa yang diinginkan tapi tidak sedikit justru menghadapi kebalikannya,
suami yang jahat, yang kasar, yang jauh dari agama, yang suka menyakiti phisik maupun phisikis…….dan sebagainya……………..
Saya hanya ingin menjadi seorang yang realistis………………….
saya tidak ingin membangun sebuah mimpi atau harapan, karena kalau pada kenyataannya tidak sesuai dengan yang saya harapkan maka saya akan menjadi sangat kecewa…………………
dan jika kecewa itu bertahta dan bersemayam didalam hati maka akan menggerogoti diri saya sendiri dan akibatnya?????????????
sungguh tak terbayangkan…….
anda tau bagaimana rasanya kecewa?????
sangat menyakitkan...
Nah inilah alasan kenapa ketika anda bertanya apakah saya menginginkan seorang suami yang sholeh, baik, sopan mencintai dsb itu , jawaban saya tidak, karena saya tidak siap untuk menjadi kecewa, karena saya tidak ingin melihat kenyataan berotolak belakang dengan keinginan saya….
Dan saya tak ingin menjadi sakit hati…
Tapi saya akan meminta pada Allah agar diberikan seorang suami yang terbaik untuk saya ,
hanya itu saja,
sebab apapun yang kita miliki saat ini hanya pinjaman dan ujian bagi kita,
dan kalaupun suami kita tidak baik, tidak sopan tidak mencintai, tidak seperti yang kita harapkan, maka itulah rezeki kita saat ini….trrimalah, syukurilah.
Insya Allah kalau ikhlas menjalaninya akan digantikan Allah di surga dengan yang jauh lebih baik lagi……………………..'
Hmmmm sang pembicara mengangguk mendengara uraian saya, namun tidak para hadirin ,
mereka mulai mengajukan argumen masing2 ada yang setuju dan ada yang tidak tentunya, dan hal itu adalah biasa…
tidak masalah .............
Namun satu yang saya pegang pada hasil akhirnya,
sang pembicara setuju,
ya benar sekali,
apapun yang kita miliki saat ini adalah ujian buat kita dan tentunya merupakan yang terbaik untuk kita pada saat ini, maka seharusnya kita syukuri………….dan hendaknya tidak terlalu berharap yang sekiranya diluar dari jangkauan kita….
Jadi..
ReplyDeleteTetap berharap yang seperti itu kan..?
ya betul... realistis.... itu lebih baik..
ReplyDeletelho kan dah dijelaskan diatas, tidak ingin berharap karena tidak siap untuk kecewa........
ReplyDeletebenar..
ReplyDeletebe realistic akan membantu kita untuk bisa menerima apa adanya....