Fulan bermaksud menemui seorang lelaki tua yang terkenal karena bijak nya, untuk meminta pendapatnya, tentang penyakit rohani yg dia derita.
Untuk itu tanpa malu2 dia berkata :" saya sedang menderita , saya terjangkit penyakit rohani, dan seringkali melakukan dosa, tolong beri saya obat penawarnya agar sembuh dan tidak lagi melakukan perbuatan dosa".
Sang lelaki bijak tercenung mendengar pengakuan Fulan, sambil mengernyitkan dahinya tampak dia sedang berfikir.
Ketika suasana sedang fakum, tanpa disadari ada seseorang yang sedang sibuk memunguti jerami di lantai didepan mereka dan mendengar serta memperhatikan pembicaran keduanya.
Dan tiba2 saja laki2 itu menengadah dan berkata:" Barangsiapa mengingat Allah, pungutlah jerami . Fulan, kemarilah, saya akan memberikan resep dari penyakit yang sedang engkau derita itu, ini dia catatlah jika engkau mau melaksanakannya dengan ikhlas Insya Allah maka kesembuhan akan menyertaimu :"
Ambillah " bunga" dari kesopanan, "buah" dari kepuasan dan rasa syukur," akar" dari rendah hati dan ketaqwaanmu
, " kembang" dari kesedihan2mu, "daun2" dari pohon kejujuran, "kulit" dari pengabdian, "biji" dari budi pekerti, lalu campur semuanya menjadi satu, giling hingga halus.
Setelah itu tambahkan air mata dari penyesalanmu setiap harinya, penyesalan atas semua kesalahan2 yg pernah engkau lakukan.
Lalu masukkan dalam panci yang terbuat dari" logam" hati, lalu taruh di atas " api" keinginan dan kebulatan tekadmu, dan masak hingga semuanya menyatu dan matang.
Setelah itu angkat lalu saring dengan "saringan" hati yang bersih, tambahkan gula dari manisnya lidahmu sebagai penyedap, setelah itu rebus kembali dengan panas yang cukup dalam api cintamu.
Setelah bumbu meresap dan menyatu ,dinginkan dengan udara yang berasal dari rasa takutmu akan Allah.
Maka ramuan ini siap untuk digunakan dan lakukan hal serupa setiap harinya, masaklah ramuanmu sendiri, untuk menyembuhkan penyakit rohanimu.
Kalau engkau rajin memakan ramuan ini, maka tak lagi ada penyakit dalam jiwamu."
Fulana terpana mendengar uraian resep dari si pemungut jerami dan berusaha untuk melihat wajah orang yang bertutur dengan lemah lembut ini, namun ketika dia menoleh sang pemilik suara sudah lenyap entah kemana .
Hikmah:
ramuan obat yg dianjurkan oleh orang bijaksana tadi telah membungkus rapat kesibukan kedua orang ini tentang hal2 yang membuat mereka lalai dan lupa pada Sang Pencipta.
No comments:
Post a Comment