Setiap beberapa hari sekali simbok lewat depan rumahku, dengan sebuah jerigen hijau tua usang………..
Seperti biasa dengan senyum mengembang dia menyapa siapa saja yg ditemuinya………..
Dan seperti biasanya pula, sebagai seorang gadis remaja aku demen sekali menggoda simbok tua.
"Mau kemana mbok????koq rajin benar2 bawa2 jerigen??????mau bakar orang apa bakar rumah??" tanyaku menggoda.
Simbok tersenyum sambil berkata:"mau kewetan, tuku minyak tanah…………..".
"oh…..bukan mau bakar rumah kan mbok?????" kataku menggoda, bisanya sambil nyapu halaman depan.
"ach enggak, simbok mau menggoreng komfor, wong simbah belum ngombi ", katanya sembari berlalu
Dialog seperti ini berlanjut selama beberapa tahun, setiap 3 hari sekali, hingga akhirnya aku berangkat kekota melanjutkan sekolah, kekota lain.
Nah karena kekagumanku pada seorang perempuan tua yang sederhana, membuatku begitu saja mengambil sebutan itu dan menjadikannya untuk panggilan diriku dalam sebuah komunity yang aku ikuti.
Jadilah orang-orang mengenalku dengan sebutan simbok yang berusia 97 tahun
ceritain lagi donk, lebih detai ttg simboknya
ReplyDeletekehidupan si simbok misalnya
ditunggu yak ceritanya :D
wah ada yang penasaran rupanya ya??
ReplyDeletehmm...............jadi tertantang deh ini..
Insya Allah, besok2 di lanjutin ya
okeh
ReplyDeletekabarin yak
klo aku kelewatan gak baca :)
Insya Allah nanti sy beritahu
ReplyDeletetapi gimana caranya ya??
kayaknya bahasa Banyumasan ya. Betul?? Sekarang beliaunya masih ada?
ReplyDeletewah gak ngerti mbak, apakah dari banyumas atau bukan, gak pernah tanya saya.
ReplyDeletedan sudah lama sekali tidak ketemu, gak tau apa masih ada apa tidak, sepertinya tidak ya,soalnya itu cerita sekitar 30 tahun yg lalu, dan beliau waktu itu kira2 berumur 60-65 tahun